Sabtu, 06 Desember 2008

Melatih burung makan voer dan atau buah


PAKAN

Melatih burung makan voer. Untuk burung pemakan buah, taburkan dan tekan voer di pisang atau kates. Kalau dia makan pisangnya, lama-lama juga terbiasa dengan voernya dan nantinya akan mau makan voer.

Sementara itu untuk melatih burung bukan pemakan buah agar mau makan voer, bisa menggunakan kroto yang dicampur voer dengan perbandingan 1-1. Semakin lama, porsi kroto dikurangi sampai akhirnya burung mau makan voer.

Agar rajin berkicau, stop pakan sebelum kenyang

Berikut ini adalah salah satu kiat perawatan burung harian yang mungkin sudah banyak diterapkan oleh para kicaumania, namun setahu saya tidak pernah dibahas secara detil.

Tulisan ini bertolak dari suatu asumsi (berdasarkan pengamatan atas perilaku burung dan juga manusia, hehehe) bahwa dalam kondisi kekenyangan, burung (dan juga manusia-lah) cenderung malas-malasan. Manifestasi malas2an ini, kalau burung ya nggak rajin bunyi, kalau manusia ya akan segera menuju kamar tidur lantas mendekap guling….

Dalam konteks burung, ada saran dari saya: berikan pakan ketika lapar dan stop pemberian sebelum kenyang (atau kekenyangan). Tapi perlu diingat, bahwa ini adalah pola perawatan bagi mereka yang “sempat” dan bisa konsisten.

Caranya, setelah burung mandi (pada pagi hari, kalau biasa dimandikan pagi) katakanlah jam 7, berikan pakan seperti sediakala. Selepas jam 9, keluarkan wadah pakan. Ini bertujuan agar burung tidak makan melulu setelah itu. Sekitar jam 12, baru wadah pakan dimasukkan lagi. Kalau siang biasanya diberi tambahan jangkrik entah berapa ekor misalnya, ya berikan seperti sediakala. Keluarkan lagi wadah pakan sekitar jam 13. Masukkan lagi pada jam 17-an atau setengah jam sebelum burung masuk peraduan. Dan keluarkan wadah pakan bersamaan dengan Anda mengerodong burung, atau kalau yang tidak biasa kerodong, ya pokoknya keluarkan wadah pakan agar burung tidak makan di malam hari.

Pola di atas memang tidak baku, terserah Anda bagaimana mengaturnya yang jelas tujuannya adalah agar burung tidak makan melulu dan kekenyangan. Burung yang selalu kenyang, selain relatif tidak rajin bunyi, juga gampang menjadi gemuk. Padahal kalau burung kegemukan, pastilah relatif nggak rajin bunyi.

Catatan: Pola pengaturan pakan seperti ini berlaku untuk burung dalam kondisi normal (tidak sakit/ mabung; tidak dalam treatment khusus menghadapi lomba dsb) dalam perawatan sehari-hari.

Pola pengaturan pakan seperti ini mutlak diterapkan kepada burung2 jenis tertentu (dalam kondisi normal untuk perawatan sehari-hari) yang kerjanya kebanyakan makan melulu seperti kenari. Jangan biarkan sangkar kenari Anda selalu ada pakan di dalamnya, karena selama ada pakan, kenari tidak pernah berhenti makan. Atau, cukup letakkan pakan kenari 1 sendok makan (atau bahkan kurang) pada pagi hari (dengan asumsi masih ada sayur/buah, atau kadang malah telor puyuh dsb). Cukupkan itu untuk makan kenari dalam sehari. Kalau sore hari sudah kosong, biarkan saja. Dan baru diberi lagi pagi hari keesokannya.

Terapkan ini secara konsisten, niscaya burung Anda yang seharusnya rajin bunyi tetapi angin2an, menjadi rajin bunyi.

Berbagai Jenis Pakan Burung

PAKAN
Pakan burung dapat berupa pakan hewani dan pakan nabati.

1. Hewani

Pakan hewani untuk burung antara lain kroto, serangga dan berbagai jenis ulat, cacing, ikan, daging, telur ayam/unggas lain, serta susu.

a. Kroto

Kroto merupakan larva semut ataupun semut rangrang (Oecophylla smaragdina) yang banyak digemari oleh burung-burung pemakan serangga, seperti jalak, kutilang, beo, dan poksai. Menurut jenisnya, kroto dibedakan menjadi kroto basah, kroto halus, kroto kasar, dan kroto kacang.

1) Kroto basah merupakan kroto yang paling banyak digemari oleh burung dan juga sebagai umpan pancing. Kroto jenis ini merupa-kan telur dan larva semut rangrang yang masih baru yang mem-punyai kandungan air tertinggi (78,72%) sehingga mudah sekali busuk. Jika tanpa pengawetan, umur kroto basah hanya dapat bertahan sehari. Kroto basah sebaiknya disimpan di dalam lemari pendingin dan dibungkus dulu dengan kertas agar air terserap kerta. Dalam kondisi ini kroto basah dapat bertahan hingga tiga hari. Di antara berbagai jenis kroto, kroto basah mempunyai kandungan gizi yang terbaik, terutama protein, yaitu 47,80%.

2) Kroto halus berupa semut-semut pekerja kecil dan besar. Tanpa pengawetan, jenis kroto ini dapat tahan selama seminggu. Di antara berbagai jenis kroto, kroto halus merupakan jenis yang paling tidak disukai burung.

3) Kroto kasar berupa induk semut ratu dan semut jantan. Jenis kroto ini juga dapat tahan seminggu.

4) Kroto kacang berupa campuran ketiga jenis kroto, yaitu kroto basah, kroto halus, dan kroto kasar, ditambah dengan jenis pakan lain, seperti kacang, jagung, padi, dedak, voer, dan beras ketan. Kroto ini dapat tahan dalam seminggu, tanpa pengawetan. Di antara jenis kroto yang lain, kroto kacang mempunyai kandungan lemak yang tertinggi (17,07%).

b. Serangga dan ulat

Banyak burung berkicau merupakan pemakan serangga, selain buah-buahan sebagai pakan tambahannya. Serangga yang banyak dijual di pasaran adalah jangkerik (Gryllus mitratus), sedangkan ulatnya berupa ulat hongkong, ulat bambu dan ulat kandang.

Ulat hongkong (Tenebrio mollitor) termasuk salah satu jenis pakan yang digemari burung. Berbagai jenis burung sangat menggemarinya. Selain semua jenis burung pemakan serangga, ulat ini juga disukai oleh elang, kuntul, rajaudang, dan nuri. Berbeda dengan kroto, jenis pakan ini sudah dapat dibudidayakan sehingga setiap saat tersedia di pasaran.

Ulat bambu (Erionota thrax) biasanya dijual dalam kemasan bumbung bambu. Berbeda dengan ulat hongkong, ulat ini mempunyai kulit yang lebih tipis dan lunak sehingga kandungan kitin di dalamnya juga lebih sedikit. Dengan kondisi tubuhnya seperti ini maka ulat ini mempunyai nilai gizi yang lebih baik untuk burung, terutama untuk anak-anak burung, yang sistem pencernaannya tergolong masih peka.

Catatan: Sebelum diberikan kepada burung, ulat hongkong sebaiknya tidak diberi pakan seperti voer tetapi berilah pakan dengan wortel atau daun pepaya. Tujuannya adalah untuk mengurangi kandungan lemaknya. Jika diberi voer, ulat hongkong malah bertambah gemuk karena numpuk karbohidrat dalam bentuk lemak di lapisan bawah kulitnya. Kadang hal ini disebut sebagai upaya untuk mengurangi risiko ulat hongkong menjadi penyebab katarak. Namun hal itu anggapan yang salah, sebab tidak ada hubungan antara ulat hongkong dan katarak pada burung.

c. Ikan

Ikan termasuk salah satu jenis pakan burung, terutama untuk jenis burung pemakan ikan (piscivora) seperti kuntul, bangau, blekok, ra-. jaudang, dan elang laut. Jenis ikan yang biasa diberikan adalah ikan mujahir dalam kondisi hidup.

d. Daging

Pakan berupa daging biasanya dikonsumsi oleh burung-burung pemangsa (predator) dan pemakan daging (karnivora). Daging ini dapat berasal dari berbagai hewan seperti sapi, kelinci, ayam, itik manila, dan tikus putih. Sementara pemangsanya adalah burung hantu, elang, rangkong, kasuari, dan gagak. Daging ini dapat disajikan dalam bentuk potongan kecil atau dalam bentuk hidup, seperti anak ayam (DOC) dan tikus putih (mencit) untuk burung hantu dan elang.

e. Susu

Jenis pakan ini umumnya diberikan kepada anak-anak burung dari keluarga merpati (Columbidae) dan paruh bengkok (Psittacidae) seperti nuri dan kakatua. Meskipun sudah dewasa, kadangkala bu’ rung-burung ini masih menyukai susu. Semua jenis susu dapat diberikan kepada burung, tetapi yang terbaik adalah susu yang berkadar lemak rendah.

f. Telur ayam/unggas lain

Telur ayam atau unggas lain yang direbus juga bisa diberikan untuk pakan burung, terutama burung-burung anakan.

g. Cacing (Lihat pembahasan masalah cacing di bawah).

2. Nabati

Pakan nabati dapat berupa sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian.

a. Sayuran

Sayuran biasa diberikan kepada burung, terutama untuk suku ayam hias (Phasianidae) seperti ayam, merak, kuau, dan puyuh. Pakan sayuran ini disukai pula oleh bebek, kakatua, dan parkit dan kenari. Jenis sayuran yang biasa diberikan adalah kecambah (taoge), kangkung, dan wortel untuk kakatua.

b. Buah-buahan

Hampir semua burung menyukai buah-buahan sebagai pakan utamanya atau hanya sebagai pakan tambahan. Di antara buah-buahan yang tersedia di pasar, buah yang banyak disukai burung adalah pepaya dan pisang kepok yang sudah matang. Buah untuk pakan sebaiknya yang matang pohon, jangan yang matang karena dikarbit. Selain itu, ada jenis buah lain yang juga disukai oleh burung, seperti buni, kersen (ceri), salam, beringin, dan palem.

c. Biji-bijian

Biji-bijian yang dapat diberikan kepada burung antara lain biji-bijian halus maupun biji-bijian kasar.

1) Biji-bijian halus: Biji-bijian jenis ini disukai oleh burung-burung perkutut, kakatua kelabu australia, dan betet afrika (lovebird). Jenis pakan ini meliputi biji-bijian yang berukuran kecil dan halus, yaitu milet (Panicum sp. dan Panisetum glaucum), jewawut (Panicum italia), kenari biji (canary seed, Phallaris canariensis), beras ketan hitam, pellet (voer) 511.

2) Biji-bijian kasar Biji-bijian ini disukai oleh burung-burung dari keluarga (suku) ayam hias (Phasianidae) seperti ayam hutan (merah dan hijau), kuau, merak, puter, dan tekukur. Biji-bijian kasar ini meliputi biji-bijian berukuran agak besar dan kasar, seperti jagung kering, gabah, beras merah, kacang hijau, pellet (voer) 521.

Jumlah pakan yang tepat

PAKAN
Jumlah pakan yang tepat

Jumlah pakan yang diberikan untuk burung harus mencukupi kebutuhan, tetapi tidak berlebih. Jumlah yang cukup ini biasanya dapat diperkirakan berdasarkan pengamatan dan pengalaman sehari-hari pada burung peliharaan. 

Pakan diberikan dua kali sehari, pagi dan siang hari. Pada pagi hari biasanya jumlahnya lebih banyak daripada pakan yang diberikan pada siang hari karena pada pagi hari burung lebih aktif makan. 

Setiap hari pakan harus diganti dengan yang baru, terutama bila pakan berupa buah-buahan karena buah yang sudah basi dapat menyebabkan burung menjadi sakit.

Jumlah pakan yang dimakan seekor burung dalam sehari sangat tergantung pada faktor-faktor berikut:

1. Berat badan burung

Berat badan burung berkisar dari burung kolibri yang berbobot sekitar 10 g sampai burung unta yang berbobot sekitar 100 kg. Burung darat dengan bobot 100—1.000 g dapat makan sebanyak 5—9% dari berat tubuhnya dalam sehari, sedangkan burung berkicau yang berbo-bot 1—90 g dapat makan sebanyak 10—30% dari bobot badannya per hari.

2. Jenis pakan

Jenis pakan juga mempengaruhi jumlah pakan yang dimakan burung. Burung pemakan biji, misalnya, dapat makan per hari scbanyak 10% dari berat badannya. Sementara burung pemakan serangga mampu makan sebanyak 40% dari berat badannya. Hal ini terjadi kare-na serangga lebih banyak mengandung air daripada biji-bijian.

3. Umur burung

Umur burung juga berpengaruh terhadap jumlah pakan yang dimakan seekor burung dalam sehari. Burung dewasa akan memakan pakan sekitar 10—40% dari berat badannya, sedangkan anak burung dapat makan sebanyak berat tubuhnya sendiri dalam sehari.

4. Tingkat metabolisme tubuh

Burung yang berukuran kecil, seperti burung penghisap madu dan burung kacamata, mempunyai nilai metabolisme tubuh yang lebih besar daripada burung yang berukuran besar seperti poksai, jalak, atau kasuari. Dengan demikian, burung-burung kecil ini juga memerlukan jumlah pakan yang lebih besar daripada burung-burung besar.

Jumlah pakan yang diberikan juga berkaitan dengan luas sangkar tempat hidup burung. Jika burung menempati sangkar yang kecil maka pakan yang diberikan lebih sedikit dibandingkan dengan pakan yang diberikan kepada burung yang menempati sangkar yang lebih besar. Hal ini dapat dimaklumi sebab di dalam sangkar yang kecil energi yang dikeluarkan burung relatif kecil jika dibandingkan dengan burung yang menempati sangkar besar.

Di samping faktor-faktor yang telah disebutkan, burung juga mempunyai selera terhadap suatu jenis pakan. Gejala ini disebut sebagai palatabilitas. Gejala palatabilitas ini tergantung kepada beberapa faktor yaitu satwa yang bersangkutan, pakan kesukaannya, kondisi pakan yang diberikan (dalam keadaan segar atau sudah basi), serta kesempatan memilih pakan yang lain.

Penelitian menunjukkan bahwa pakan yang paling digemari oleh burung pemakan serangga adalah kroto basah, kemudian ulat hongkong, disusul oleh pepaya, dan terakhir atau pakan yang paling tidak disukai burung adalah kroto halus.

Unsur-unsur penting dalam pakan burung

Unsur-unsur penting dalam pakan burung

1. Karbohidrat

Karbohidrat merupakan unsur di dalam pakan yang berfungsi sebagai sumber energi, pembakar lemak, memperkecil oksidasi protein menjadi energi, dan memelihara fungsi normal alat-alat pencernaan. Kadar karbohidrat dalam tubuh burung adalah 2%, sementara pakan burung yang baik adalah yang mengandung 70% karbohidrat, yaitu terdapat pada pepaya, kacang tanah, kacang hijau, kacang kedelai, dan pisang.

2. Protein

Protein merupakan zat pembangun tubuh; dapat menggantikan jaringan tubuh yang aus atau rusak; sebagai bahan baku pcmbentukan enzim, hormon, dan zat-zat antibodi; serta mengatur peredaran cairan tubuh dan zat yang larut di dalamnya ke dalam dan ke luar sel.

Kekurangan protein menyebabkan burung menjadi kurus, bulu rusak, kerdil, kanibalisme, murung, enggan berkicau, serta sering kali berperilaku mencabuti bulunya sendiri. Burung berkicau membutuhkan 35% protein dari berat badannya. Protein ini dapat diperoleh antara lain dari ikan, susu, cacing, kacang tanah, kacang panjang, kacang hijau, kacang kedelai.

3. Lemak

Lemak merupakan sumber energi, saluran air metabolik, insulator (pengatur suhu tubuh), sebagai bantalan atau pelindung bagian tubuh, serta sebagai pembawa vitamin A, D, E, dan K. Apabila burung terlalu banyak mengonsumsi lemak maka burung ini berpeluang untuk mencret atau gemuk. Padahal burung yang gemuk cendcrung malas berkicau dan berbiak.

4. Vitamin dan asam amino

Vitamin berfungsi untuk membantu pembentukan dan pemeliharaan sel-sel jaringan epitel, memperlancar metabolisme, membentuk jaringan pengikat, membantu pembentukan tulang, dan membantu proses pembentukan darah.

Vitamin-vitamin utama dan asam amino yang dibutuhkan burung antara lain adalah A, D3, E, B1, B2, B3 (Nicotimanide) B6, B12, C dan K3; Zat esensial seperti D-L Methionine, I-Lisin HCl, Folic Acid (sesungguhnya adalah salah satu bentuk dari Vitamin B) dan Ca-D Pantothenate.

5. Mineral

Mineral merupakan pembentuk in-organik yang ada di seluruh jagad raya. Ya, tubuh makhluk hidup dibentuk dari mineral. Dan mineral juga membantu proses kimia dan elektrik yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup. Proses -proses kimia dan elektrik hanya akan berfungsi dengan benar apabila keseimbangan mineral yang sesuai diberikan pada sistem. Misalnya zat besi untuk darah, belerang untuk otot, kalsium untuk tulang, dan banyak lainnya yang secara umum memberikan kelancaran fungsional tubuh makhluk hidup.

Mineral dibutuhkan untuk pembentukan darah dan tulang, keseimbangan cairan tubuh, fungsi syaraf yang sehat, fungsi sistem pembuluh darah jantung dan lain-lain. Seperti vitamin,mineral berfungsi sebagai ko-enzim, memungkinkan tubuh melakukan fungsinya seperti memproduksi tenaga, pertumbuhan dan penyembuhan. Meskipun vitamin begitu penting, vitamin tidak dapat melakukan apa-apa untuk makhluk hidup tanpa mineral. Celakanya tubuh makhluk hidup dapat menghasilkan beberapa vitamin, tapi tidak dapat menghasilkan satu pun mineral.

Mineral yang diperlukan burung antara lain adalah Calcium, Phosphor, Iron, Manganase, Iodium, Cuprum, Zinccum, Magnesium, Sodium Chlorin dan Kalium.

Jika burung kecukupan mineral, maka burung akan memiliki bulu kuat, mulus, berkilau sehabis molting atau ngurak alias mabung; tidak terkena rachitis (tulang-tulang lembek, bengkok dan abnormal); bebas paralysa (lumpuh); bebas perosis (tumit bengkak); anak burung menetas sehat; burung tidak mengalami urat keting (tendo); tidak terlepas sendinya, tidak tercerai (luxatio); paruh tidak meleset, tidak kekurangan darah sehingga pucat dan lemah; burung di penangkaran bisa segera bertelur, telur berisi, produktivitas tinggi, daya tetas tinggi serta kematian embrio rendah.

Dengan demikian, defisiensi mineral akan menyebabkan terjadinya berbagai gangguan. Gangguan apa saja? Anda bisa melihatnya dalam tulisan di sini: PENYAKIT BURUNG.

PAKAN BURUNG

PAKAN



Pakan merupakan hal yang sangat vital untuk burung kita. Hal yang perlu diperhatikan adalah kecocokan antara pakan dengan jenis burung yang kita rawat. Berikut ini referensi tentang pakan burung yang semoga bisa menjadi acuan untuk penghobi burung.

Hal utama yang perlu diperhatikan dalam masalah pakan adalah bahwa pakan tersebut memenuhi kriteria “empat sehat lima sempurna”. Pakan harus mengandung unsur-unsur karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan mineral. Jika semua unsur terpenuhi dan jumlahnya mencukupi maka kesehatan burung peliharaan itu dapat tetap terjaga. Selanjutnya dampak yang diharapkan yaitu burung mempunyai kicau yang merdu, bulu yang indah, dan perilaku yang lincah.

Tips mempercepat proses kawin burung kenari

BURUNG KENARI FINCH, PENANGKARAN
Anda sedang menangkarkan kenari? Kesulitan dalam proses perkawinannya? Atau tidak juga mau kawin meski jantan betina sudah sama-sama terlihat birahi? 

Jangan bingung, nih ada beberapa tips untuk Anda yang diserap dari sejumlah penangkaran burung, terutama penangkaran Mas Kuwat di kawasan Klewer Sukoharjo.

Syaratnya utamanya mudah, yakni selain kita punya kenari jantan yang siap kelamin dan akan kita jadikan pejantan, kita juga harus punya kenari jantan lainnya yang juga sudah gacor.

Tips dan langkah-langkah mengawinkan kenari

1. Tidak pernah mencampur jantan betina dalam waktu lama. Artinya, selama penjodohan hingga mau kawin, jangan pernah dicampur dalam satu sangkar.

2. Ketika kenari jantan sudah benar-benar gacor dalam kesehariannya, dan betina sudah matang kelamin (kloaka terlihat bengkak memerah) dan sudah menyusun sarang di sangkar lainnya, proses mengawinkan baru dimulai.

3. Jika kondisi sudah seperti yang saya sebutkan di atas, maka pilihlah waktu pagi hari setelah kita selesai bersih-bersih dan memberi pakan semua momongan, masukkan jantan kenari yang sudah siap itu ke sangkar kenari betina.

4. Jika setelah dimasukkan si kenari jantan tidak juga segera mau naik mengawini si betina, ambillah kenari gacor kita yang lainnya, dan dekatkan ke sangkar jantan-betina yang sedang akan kita kawinkan.

5. Begitu melihat pesaing datang, biasanya kenari jantan akan segera “naik” ke atas betina dan terjadilah perkawinan.

6. Biarkan jantan dan betina kenari berduaan sampai sekitar 1 jam. Dalam rentang waktu itu, biasanya terjadi 2-3 kali perkawinan atau lebih.

7. Setelah poin 6 terlampaui, pisahkan jantan dan betina kenari sehingga keduanya tidak saling lihat.

8. Ulangi kesemua langkah di atas selama 3 hari berikutnya. Nah, setelah lewat 4 hari masa perkawinan, kenari jantan dan betina tidak perlu dicampur lagi. Betina akan bertelur dan mengerami sendiri telur-telurnya.

Tips dan info lain:

1. Jika kita mengawinkan kenari jantan dan betina pada pagi hari, maka setelah sekitar 6 jam atau sore harinya, si jantan bisa untuk mengawini kenari betina yang lain, dengan proses sama dengan tips yang saya sebutkan di atas.

2. Jika kenari jantan tidak juga segera gacor merayu betina meski secara umum terlihat sehat atau kenari betina tidak juga matang kelamin meski sudah berusia di atas 7 bulan; atau telor-telor kenari tidak isi dan karenanya tidak bisa menetas, kita perlu memastikan bahwa si jantan bisa memproduksi sperma yang “berisi” dan kesehatan reproduksi betina benar-benar maksimal. Kalau kita ragu bagaimana caranya, pastikan saja kita menggunakan Hormon Reproduksi.

Selama kondisi alat-alat reproduksi dalam keadaan normal, Bird Mature sudah terbukti meningkatkan kesempurnaan proses reproduksi burung-burung penangkaran. Tidak hanya kenari, tetapi semua jenis burung.

3. Jika burung-burung kenari anakan kita gampang mati, atau kakinya sering pengkor, lembek, karena daya tahan tubuh secara umum lemah, kita perlu memastikan bahwa indukannya mengonsumsi Hormon Reproduksi.

Mineral tidak hanya bagus untuk anakan tetapi juga indukan karena Mineral menjadikan bulu kuat, mulus, berkilau sehabis molting atau ngurak alias mabung; burung tidak terkena rachitis (tulang-tulang lembek, bengkok dan abnormal); bebas paralysa (lumpuh); bebas perosis (tumit bengkak); menjadikan anak burung menetas sehat; burung tidak mengalami urat keting (tendo); burung tidak terlepas sendinya, tidak tercerai (luxatio); paruh tidak meleset, tidak kekurangan darah sehingga pucat dan lemah; burung di penangkaran bisa segera bertelur, telur berisi, produktivitas tinggi, daya tetas tinggi; kematian embrio rendah.